Pages

Rabu, 25 Desember 2013

Roda Hitam Supermasif

Apa yang saat aku pikirkan dalam riaknya Ombak Sungai sudah terjawab.

Sekarang apa sudah benar?
Apakah gertakan frontal dan kebengisan kata menghasilkan sesuatu?
TIDAK!
Apa kau tidak melihat? Roda itu memang berputar. Tetapi dipaksa untuk berhenti.
Yang lalu kami berada di bawah. Sekarang kami berada di bawag. Sangat bawah.
Dan berhenti.
Kehidupan yang sederhana ini menghasilkan banyak keanehan yang rumit. Apakah manusi itu tidak bisa dibertahukan dengan kata? Apa harus dengan perbuatan?
Seperti halnya kita berselancar di dunia maya. Apa kita harus selalu mengklik menu dengan tetikus? apakah dia tidak bisa melakukannya sendiri?

Ketahuilah bahwa kehidupan tanpa perubahan ibarat kata api dengan kayu bakar. Tidak akan menyala selamanya - saat kayu telah menjadi abu. Tapi, api dengan tenaga gas alam akan menyala lebih lama, walaupun tidak selamanya. Dan gas alam itulah yang kita sebut. Pengabdian.
Dan gangguan dari luar tidak akan berdampak jika pengabdian tersebut telah bulat.
Saatku menulis kata 'Dodekatheon' aku berharap banyak pada mereka. Namun semua hancur, hilang ditelan lubang hitam supermasif.

Apakah janji kita bahwa kita adalah satu hanyalah isapan jempol belaka? Apakah istilah keluarga itu adalah seseorang yang menusuk dia-yang-menyayangi-dan-disayangi dengan belati seraya tersenyum? Apakah kemunafikan itu, ketidakpercayaan itu dan kemalasan orang untuk mengabdi itu adalah hal yang sudah terpatri sekeras beton di hati manusia?

Aku hanya bisa tertawa. Tertawa sinis. Menyakitkan.