Pages

Jumat, 12 Juli 2013

Ombak Sungai

Melihat, saat pikiran yang sangat sulit diutarakan
Saat hal tersebut menggembok seluruh pikiran penting yang tidak sejalan.

Benar? Karena kami tahu.
Dan kenapa kami tidak bisa berkata? Apa dorongan eksternal lebih kuat dari nurani? Apakah hidup ini selalu penuh dengan percabangan yang salah?

Apakah ini yang dinamakan Manusia?

Kami hanya berharap dan berdoa bahwa apa yang kami lakukan ini benar
Dalam sunyi, senyap, gelap, dan teduh kami merenung. Berarti. Tanpa kekosongan. Melihat hal ini tanpa ragu kami berkata 'KAMI TIDAK TAHU' seraya kami memakai topeng hidup.

Dari mana kami mendapat topeng ini? Tidak terjawabkan.
Karena topeng ini tumbuh dengan sendirinya, dengan aura yang memancar dari otak kami.

Sulit untuk dilepaskan
Tidak dapat dilepaskan
Kami harus bertahan
Sebentar lagi, ya sebentar lagi

Menatap seraya berkata dalam sesak. Diam dan diam.
Tidak bisa kami berlaku apa - apa
Karena kotak ini tidak bisa terbuka, serta perputaran lambat ini tidak bisa berhenti dan sangat kekal.
Tapi kami punya penggerak. Penggerak yang berkekuatan keyakinan dari hati kami yang terdalam.
Kami cinta jiwa kami
Karena kami tidak sendiri
Kami adalah kami
Terkucilkan. Walau kami berada di antara mereka-yang-hampir-sama-seperti-kami.
Topeng ini begitu kuat mencengkram.
Kami harus bertahan.
Kami kalah kuantitas.
Apakah kami harus kalah kualitas?
Tidak! 
Dan sangat berbahaya sekali kalau kami kalah. Sangat.
Karena kami yang terpilih.

Gerbang sudah terlanjur terbuka lebar. Kami sudah di dalam. Jauh di dalam.
Sebentar lagi terlihat ujung yang ternantikan. Namun, kerikil terus terlemparkan.
Saatnya kami menutup gerbang itu, gerbang yang hanya bisa dilihat dari kami tetapi mereka tidak dapat.
Tapi belum saatnya melakukan itu.

Kami hanya bisa menutupnya saat janji berikutnya terucap
Siapa kami berikutnya
Kami berikutnya hanyalah tiada
Kecuali  mereka membuka dan tidak menghalangi kami
Mungkin target mereka menghancurkan kami

Tidak semudah itu tapi dan tidak akan bisa
Kami kuat
Walau beban kami banyak
Beban kami berat
Lebih berat dari mereka 
Tapi mereka tak akan bisa mengerti
Karena mereka bukan kami
Dan kami bisa menjadi mereka,
Kami... hanya bisa bersabar
Menunggu sampai gerbang lalu menutup dan gerbang berikutnya siap didirikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar